Achmad Azis Fauzi Space

Berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi dan reksa dana ga boleh asal-asalan gengs karena kan kita mengharapkan yang terbaik dari investasi kita kan? Maka jangan main-main. Kita harus menganalisis dulu untuk melihat apakah kita tepat berinvestasi di sana dan dalam waktu yang tepat.

Khususnya saham, kita perlu analisis mendalam untuk mencari dari sekian banyaknya saham yang ada di BEI, manakah saham yang layak untuk diinvestasikan dalam jangka pendek, jangka menengah atau bahkan jangka panjang.

Secara umum terdapat 2 metode untuk menganalisis suatu saham yaitu Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal. Keduanya punya perbedaan dan fungsinya masing-masing.

Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai Analisis Fundamental.

Analisis Fundamental

Top Down Analysis
Top Down Analysis

Secara definisi, analisis fundamental/fundamental analysis (FA) adalah suatu metode menganalisis saham secara mendasar hingga terperinci untuk tujuan investasi jangka panjang.

FA ini berguna untuk menentukan saham mana yang cocok untuk diinvestasikan dalam jangka panjang karena tidak semua saham yang ada di BEI layak untuk investasi jangka panjang. Maka dari itu, kita harus menyortir saham-saham tersebut dengan FA ini.

Untuk melakukan analisis fundamental biasanya bisa menggunakan 2 metode yaitu metode top-down dan metode bottom-up. Metode  top-down adalah metode analisis dari atas ke bawah yang artinya menganalisis dari hal umum ke hal khusus. Pada metode ini, langkah pertama adalah melakukan analisis ekonomi dunia, kemudian ekonomi negara, sektoral, industri dan terakhir analisis suatu perusahaan. Sedangkan metode bottom-up adalah kebalikannya. Kali ini akan dibahas tentang analisis fundamental dengan metode top-down.

Analisis Ekonomi Global (Makroekonomi)

Ekonomi Dunia

Hal pertama dalam analisis fundamental dengan metode top-down adalah menganalisis ekonomi dunia secara menyeluruh atau analisis makroekonomi. Analisis ini melihat bagaimana ekonomi dunia saat ini dan pengaruhnya terhadap ekonomi suatu negara dalam konteks ini, Indonesia.

Dua tahun terakhir kita mengalami wabah COVID-19 yang awal kemunculannya langsung meruntuhkan ekonomi dunia. Wabah ini juga melahirkan masalah-masalah lain seperti masalah rantai pasok, kematian banyak jiwa, kesenjangan sosial dan lain sebagainya. Selain itu, gejolak ekonomi juga bisa berasal dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Misalnya terjadinya kenaikan suku bank sentral Amerika Serikat.

Tahun 2022 menjadi periode yang penuh potensi sekaligus tantangan tersendiri bagi ekonomi dunia. Potensinya adalah mulai bangkitnya ekonomi negara-negara karena sudah jenuh dalam dua tahun terakhir selama pandemi berlangsung. Tantangannya adalah munculnya varian virus baru yaitu Omicron yang dikhawatirkan akan menjadi penghambat dalam fase perbaikan ekonomi tersebut. Meskipun demikian, faktanya walaupun Omicron lebih menular tetapi tidak separah varian Delta. Hal ini justru mendorong kenaikan pasar keuangan global.

Analisis Ekonomi Lokal (Mikroekonomi)

Setelah mengetahui seperti apa kondisi ekonomi dunia, kita bisa masuk ke tahapan selanjutnya yaitu analisis ekonomi negara (mikroekonomi). Analisis ini biasanya menggunakan variabel-variabel seperti Produk Domestik Bruto (PDB/GDP), Inflasi, Suku Bunga Bank dan Nilai Tukar (kurs).

Produk Domestik Bruto (PDB)

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II 2022
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II 2022 (BPS, 2022)

Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2022 yang dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) mengalami peningkatan sebesar 5.44% dibanding triwulan I di tahun yang sama dan mampu bangkit sejak triwulan II 2020 (-5.32%). Hal ini cukup membuktikan bahwa perekonomian Indonesia sudah menuju fase recovery sejak krisis ekonomi di era pandemi Covid-19.

Ekonomi Negara ASEAN 2021
Ekonomi Negara-Negara ASEAN 2021 (BPS, 2022)

Data juga menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai US$1186 miliar pada 2021 atau setara sepertiga total PDB ASEAN sebesar US$3343 miliar. Nilai tersebut merupakan yang terbesar dibanding 9 negara ASEAN lainnya.

Inflasi

Tingkat Inflasi Indonesia 2020-2022
Tingkat Inflasi Indonesia 2020-2022 (BPS, 2022)
Grafik Tingkat Inflasi Indonesia 2020-2022
Grafik Tingkat Inflasi Indonesia Januari-September 2020-2022 (BPS, 2022)

Inflasi adalah suatu kondisi kecenderungan peningkatan harga barang/jasa secara terus menerus. Inflasi bisa berasal dari dalam negeri (domestik) seperti gagal panen, cuaca buruk dan bencana alam; dan dari luar negeri (imported) seperti meningkatnya harga produk-produk luar negeri.

Data menunjukkan bahwa tingkat inflasi Indonesia pada 2022 mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun 2021 dan 2020 setiap bulannya (mulai dari April sampai September). Hal ini dikarenakan 

Suku Bunga Bank Acuan

BI 7 Days Repo Rate
BI 7 Days Repo Rate Des 2021-Sep 2022 (BI, 2022)

Suku bunga bank adalah imbalan jasa yang diberikan bank kepada para nasabahnya. Suku bunga acuan di Indonesia menggunakan BI 7 Days Reserve Repo Rate yang dikeluarkan oleh bank sentral yaitu Bank Indonesia.

Sejak Agustus dan September 2022, suku bunga acuan meningkat menjadi masing-masing 3.75% dan 4.25%. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan kenaikan suku bunga ini sebagai langkah front loadedpre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 3,0±1% pada paruh kedua tahun 2023.

BI juga memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat.

Bagaimana dampaknya terhadap saham?

Suku bunga semakin rendah/konstan akan memberikan sinyal positif sehingga masyarakat cenderung berinvestasi saham dari pada menabung deposito di bank dengan bunga rendah.

Nilai Tukar (Kurs)

Kurs Rupiah Ke Dollar
Kurs IDR to USD 2022 (tradingview.com)

Selama 2022, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat mengalami pelemahan, hingga titik terendahnya pada September 2022 sebesar Rp15575.

Dampak kurs terhadap saham adalah ketika kurs IDR to USD menguat maka memberikan sinyal positif bagi perekonomian yang mengakibatkan penurunan biaya impor bahan baku dari negara lain, menurunkan suku bunga sehingga menarik minat investor untuk berinvestasi di pasar modal.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

IHSG 2021-2022
IHSG 2021-2022 (BEI, 2022)

IHSG merupakan indeks seluruh saham Indonesia yang bisa dijadikan alat ukur kondisi ekonomi Indonesia. Singkatnya jika IHSG meningkat maka bisa dikatakan ekonomi Indonesia sedang membaik, demikian sebaliknya.

Analisis Industri

Klasifikasi Sektor Industri BEI
Klasifikasi Sektor Industri BEI (BEI, 2022)
Porter Five Forces
Porter Five Forces (inmarketing.id)

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengklasifikasikan perusahaan-perusahaan terdaftar (emiten) ke dalam 12 sektor industri seperti: energi, bahan baku, industrial,, barang konsumen non siklus, barang konsumen siklus, kesehatan, keuangan, properti, teknologi, infrastruktur, transportasi & logistik, dan produk investasi.

Untuk menentukan perusahaan yang bagus untuk kita investasikan, kita bisa membandingkan suatu perusahaan dengan perusahaan lain pada sektor yang sama (apple to apple) dengan menggunakan metode Porter Five Forces.

Michael Porter membagi level bisnis ke dalam 5 tahap yaitu persaingan industri, ancaman pendatang baru, ancaman produk substitusi, daya tawar pemasok, dan daya tawar pembeli. Jika suatu perusahaan memiliki 5 keunggulan itu dibanding perusahaan pesaing, maka perusahaan tersebut bisa menjadi leader dalam industrinya.

Kita ambil contoh sektor industri energi yang terdapat perusahaan-perusahaan seperti PTBA, ELSA, ADRO, AKRA dan lain-lain. Kita harus membandingkan semua perusahaan sektor energi dengan 5 komponen tadi. Nanti akan didapatkan perusahaan mana yang menjadi leader di sektor energi ini.

Analisis Perusahaan

Laporan Keuangan
Contoh Laporan Keuangan

Setelah didapatkan perusahaan yang menjadi leader di sektor industrinya, langkah selanjutnya adalah menganalisis kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Secara sederhana, kinerja keuangan bisa dianalisis dengan menggunakan 5 rasio keuangan antara lain rasio profitabilitras, rasio aktivitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio valuasi harga saham.

Katakanlah di sektor industri energi tadi, didapatkan bahwa PTBA sebagai leader-nya. Maka kita akan menganalisis kinerja keuangan PTBA dengan 5 rasio keuangan tersebut.

 

Rasio Likuiditas​

Rasio Likuiditas PTBA
Rasio Likuiditas PTBA (diolah, 2022)

Rasio likuiditas mengukur kemampuan emiten untuk membayar kewajiban (utang) jangka pendek.

Semua variabel PTBA tahun 2022 pada rasio likuiditas menghasilkan kinerja yang lebih baik dibanding 2021.

Rasio Aktivitas​

Rasio Aktivitas PTBA
Rasio Aktivitas PTBA (diolah, 2022)

Rasio aktivitas mengukur seberapa optimal emiten dalam menggunakan asetnya.

Kinerja PTBA pada 2022 menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding 2021.

Rasio Profitabilitas​

Rasio Profitabilitas PTBA
Rasio Profitabilitas PTBA (diolah, 2022)

Rasio profitabilitas mengukur kemampuan emiten untuk menghasilkan laba.

Kinerja PTBA pada 2022 menunjukkan peningkatan yang signifikan dibanding 2021.

Rasio Solvabilitas​

Rasio Solvabilitas PTBA
Rasio Solvabilitas PTBA (diolah, 2022)

Rasio solvabilitas mengukur kemampuan emiten untuk melunasi kewajiban (utang) jangka panjang.

Semua variabel utang PTBA pada 2022 jauh lebih baik dibanding 2021.

Valuasi

Valuasi PTBA
Valuasi PTBA (diolah, 2022)

Valuasi digunakan untuk membandingkan nilai relatif saham, apakah saham tersebut tergolong mahal atau murah serta melihat potensi keuntungan dari saham tersebut.

Hanya variabel Book Value Per Share (BVPS) yang menunjukkan hasil kurang baik yang artinya harga saham PTBA pada 2022 sedikit lebih mahal dibanding harga ketika 2021. Tetapi untuk variabel lainnya menunjukkan hasil yang jauh lebih baik.

Ringkasan Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan perusahaan bisa menggunakan banyak metode, salah satunya adalah analisis rasio keuangan. Ada 5 rasio keuangan penting seperti rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan valuasi harga saham.

Pada contoh dianalisis kinerja keuangan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada periode semester I 2022 dan semester I 2021. Didapatkan hasil bahwa kinerja keuangan PTBA pada semester I 2022 jauh lebih baik dibanding semester I 2021. Hal ini menyiratkan bahwa PTBA merupakan salah satu perusahaan yang layak untuk diinvestasikan mulai tahun ini dibanding perusahaan sejenis di industri energi.

Kesimpulan

Berinvestasi saham itu perlu analisis mendalam agar kita tidak salah dalam menaruh uang. Analisis dalam saham terbagi menjadi dua yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental mengedepankan tujuan berinvestasi untuk jangka panjang yang dimulai dengan menganalisis dari segi ekonomi global, ekonomi negara, industri dan terakhir perusahaan.

Gimana gengs, gampangkan analisis fundamental?

#yuknabungsaham

One Response